Profil dan Sejarah Lanud Atang Sendjaja

Home Profil dan Sejarah Lanud Atang Sendjaja
by pustas

PROFIL DAN SEJARAH LANUD ATANG SENDJAJA

LANUD ATANG SENDJAJA

Nama Pangkalan TNI Angkatan Udara Atang Sendjaja merupakan nama pangkalan yang diambil dari nama seorang prajurit kebanggaan TNI Angkatan Udara, yaitu Letkol Udara (Anumerta) Atang Sendjaja yang dilahirkan di Bandung tanggal 17 Maret 1928, yang gugur saat melaksanakan tugas negara pada tanggal 28 Juli 1965, sehari sebelum peringatan Hari Bhakti TNI Angkatan Udara.

Karier cemerlangnya dalam kemiliteran dimulai sejak masuk Sekolah Perwira Perbekalan (logistik) dan Sekolah Ilmu Siasat (SIS) pada tahun 1955. Setelah lulus dengan pangkat Letnan Muda Udara Satu (masih calon perwira), Atang Sendjaja lebih dulu bertugas di Direktorat Pembekalan Personel (DITKALPERS) di Markas Besar Angkatan Udara (MBAU) di Jakarta, sebelum dinaikkan pangkatnya menjadi Letnan Udara Dua. 12 Januari 1961, Atang Sendjaja diikutkan kursus “Advanced Operations & Maintenance Course” di Moskow, Uni Soviet (sekarang Rusia), sekaligus diikutkan dalam misi pembelian alutsista. Sepulangnya ke tanah air, sosok ayah lima anak itu ditugaskan lagi ke Departemen MBAU dan kemudian sebagai Komandan Departemen Materiil 091 Tanjung Priuk dengan pangkat Kapten Udara, sekaligus ikut merintis satu skadron helikopter.

Tragedi muncul pada 29 Juli 1966. Keluarga serta segenap jajaran AURI mendapati kabar duka meninggalnya Atang Sendjaja. Pihak keluarga, seperti yang pernah dipaparkan pihak AURI ketika itu, mempertegas bahwa Atang Sendjaja meninggal saat menjalankan tugas, ketika mengawal transportasi sejumlah helikopter angkut asal Rusia, Mi-6. Atang Sendjaja meninggal ketika mengantar heli dari Tanjung Priuk ke Lanud Halim Perdanakusuma (sebelumnya Pangkalan Udara Cililitan). Saat itu, buntut heli yang dinaiki Atang Sendjaja terkena kabel listrik sebelum masuk Lanud Halim Perdanakusuma. Tak lama setelah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Atang Sendjaja yang dinaikkan pangkatnya secara anumerta menjadi Letkol Udara Anumerta, serta nama beliau juga diabadikan menjadi nama sebuah pangkalan di Bogor, yang sebelumnya bernama Pangkalan Udara Semplak, menjadi Pangkalan Udara TNI AU Atang Sandjaja.

Pangkalan TNI Angkatan Udara Atang Sendjaja berada langsung di bawah pembinaan Komando Operasi TNI Angkatan Udara I Jakarta memiliki tugas pokok menyiapkan, melaksanakan pembinaan dan pengoperasian seluruh satuan yang berada di bawah jajarannya serta membina potensi kedirgantaraan. Sejak pertama dibentuk Pangkalan TNI Angkatan Udara Atang Sendjaja telah banyak berperan dalam setiap kegiatan yang terkait langsung dengan perjuangan bangsa, sehingga perjalannya telah ikut menggores tinta dan mewarnai sejarah bangsa dalam rangka merebut kemerdekaan bangsa Indonesia. Meskipun proses kelahirannya termasuk pendatang baru dalam jajaran TNI Angkatan Udara, mengingat pada masa perjuangan setelah berakhirnya masa penjajahan yang pertama dibentuk adalah pangkalan-pangkalan Udara yang mengoperasikan pesawat-pesawat peninggalan penjajah, yang kesemuanya tidak terdapat pesawat jenis helikopter. Sampai pada akhirnya prajurit terbaik TNI Angkatan Udara mempelopori pembuatan pesawat pesawat jenis helikopter yang berpangkalan di Husein Sastranegara Bandung.

Dengan pertimbangan kebutuhan operasional dimasa perjuangan membutuhkan pesawat-pesawat yang dapat dioperasikan dengan segala keterbatasan sarana pendukungnya dan mampu beroperasi ke seluruh pelosok tanah air, mulailah dirintis pembelian pesawat-pesawat jenis helikopter. Setelah pengadaan pesawat-pesawat tersebut dilaksanakan, maka dibentuk pula satuan-satuan yang mengoperasikan pesawat helikopter tersebut yang dimulai dari pembentukan Skadron Percobaan sampai akhirnya terbentuk Skadron 6 Helikopter. Setelah satuan helikopter semakin bertambah besar dengan pesawat-pesawat yang lebih banyak lagi, direalisasi pemindahan skadron helikopter dari Lanud Husein Sastranegara Bandung ke Semplak. Dari perjalanan pengabdiannya Lanud Semplak diganti namanya menjadi Lanud Atang Sendjaja sebagai wujud penghargaan TNI Angkatan Udara terhadap salah satu prajuritnya yang gugur dalam rangka melaksanakan tugas mulia, sekaligus menjadikan Pangkalan TNI AU Atang Sendjaja sebagai salah satu pangkalan induk helikopter TNI Angkatan Udara.

Pangkalan TNI Angkatan Udara Atang Sendjaja (ATS), yang dulu bernama Pangkalan Udara Semplak, termasuk wilayah yang tertutup, tidak semua bagian memang. Hanya area landas pacunya yang berpanjang 1,4 km dan sejumlah bangunan tertentu. Bandara warisan Belanda di Kelurahan Semplak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, ini merupakan markas bagi Skadron Udara 6 dan Skadron Udara 8 , yang dikenal dengan armada Helikopter Pum Untuk mendukung kegiatan operasional dari pesawat-pesawat yang ada maka bersama dengan peresmian berdirinya Skadron 6 Helikopter dibentuk pula Skadron Teknik 6, sehingga pemeliharaan pesawat yang tadinya ditangani langsung di bawah pimpinan Letnan Udara I Didi Sjamsoedin, diserahkan kepada Skadron Teknik ini. Skadron Teknik 6 mempunyai tugas dan fungsi untuk melaksanakan perawatan/pemeliharaan tingkat sedang sementara pemeliharaan tingkat ringan tetap dilaksanakan di Skadron 6 Helikopter. Selanjutnya tanggung jawab penuh atas kesiapan pesawat dibebankan kepada Skadron Teknik 6 yang dipimpin oleh Kapten Udara Didi Sjamsoedin. Pada tanggal 25 Mei 1965, Menteri/Panglima Angkatan Udara Laksamana Madya Omar Dhani meresmikan berdirinya Skadron-Skadron Udara berada di bawah Wing Ops 004, sebagai Komandan Wing Ops 004 yang pertama ditunjuk Kolonel Suwoto Sukendar.

Wing Operasi 004 Helikopter dibentuk sekaligus menandai berdirinya beberapa Skadron Helikopter baru yang berada dibawah Wing Operasi 004, baik sebagi penyempurnaan dari Skadron Udara yang sudah ada maupun Skadron Udara baru. selama 20 tahun Wing 004 berbenah diri dengan berbagai jenis pesawat dan jumlah yang cukup banyak yang didatangkan dari berbagai mancanegara, masa kejayaannya berakhir pada 1985 dengan Instruksi Kasau No. 03/III/1985 tanggal 12 Maret 1985, dengan sendirinya Skadron Udara 6,7,8 menjadi bagian satuan pelaksanaan operasi Lanud Atang Sendjaja. Setelah hampir 2 windu organisasi Wing dihapuskan, maka berdasarkan Instruksi Kepala Staf TNI Angkatan Udara No. 2/II/2000 tanggal 28 Februari 2000, Wing 4 diaktifkan dengan nama Wing 4 Lanud Atang Sendjaja yang bertugas dibidang latihan, membawahi Skadron Udara 6 dan Skadron Udara 8 yang dipimpin oleh Kolonel Pnb Sujono sebagai Komandan Wing 4 yang pertama, berkedudukan langsung dibawah Komandan Lanud Atang Sendjaja.

Meski dari langit kawasan Lanud Atang Senjaya ditutupi, bukan berarti segalanya dirahasiakan. Buktinya, 26 Februari 2012 lalu, lanud ini baru saja meresmikan “Heritage Room”, yang tak lain adalah Museum Skadron 6. Museum mini yang terbuka untuk umum ini memaparkan sejarah Skadron 6, sejak mulai berdiri, alutsista yang pernah dan sedang dioperasikan, serta operasi militer dan non-militer (semisal SAR) apa saja yang pernah dilakukan.a dan Super Puma.