Jakarta, Penkoopsud I. Pangkoopsud I Marsda TNI Bambang Gunarto, S.T., M.M., M.Sc., latih anggota Makoopsud I olahraga beladiri Kempo. Bertempat di Lapangan Upacara Makoopsud I. Dihadiri oleh Kaskoopsud I, Irkoopsud I Para Asisten, Kepala Satuan Kerja dan Para Perwira, Bintara, Tamtama serta PNS Koopsud I. (Selasa, 30-5-2023).
Sebelum melatih olahraga beladiri Kempo, seluruh personel Makoopsud I terlebih dahulu melaksanakan senam SKJ 88 yang dipimpin oleh personel Binjas Koopsud I.
Setelah usai latihan bersama tersebut, Pangkoopsud I memberikan ceramah bahwa, “Olahraga beladiri Shorinji Kempo (Jepang) ini atau dulu di Tiongkok dikenal sebagai Siauw Liem Sie Kung-Fu, merupakan seni bela diri tertua yang menjadi induk dari seni bela diri lainnya, yaitu Ju Jitsu, Aikido dan Judo. Bahkan, Shorinji Kempo juga merupakan salah satu induk dari seni bela diri Karate yang banyak berkembang di Jepang”.
“Menilik sejarahnya, asal muasal kempo sebenarnya berasal dari India, yang diperkenalkan oleh seorang Pendeta Buddha dari China bernama Dharma Thaisi yang terus melakukan pengembaraannya. Shorinji Kempo kemudian menyebar ke dua negara, yaitu China dan Jepang dengan menggabungkan masing-masing budaya di negara tersebut,” jelas Pangkoopsud I lebih lanjut.
Sekilas mengenai olahraga beladiri Kempo memiliki ciri khas yang berbeda dengan Karate atau Silat. Kempo lebih condong ke sistem pertahanan diri, dengan tidak mengajarkan untuk melakukan serangan terlebih dahulu, setiap serangan dilakukan bila terpaksa dan harus bertujuan untuk menyadarkan lawan (Kembali berbuat baik) tidak untuk merusak lawan baik fisik maupun jiwanya.
Dalam Kempo, semua bagian tubuh digunakan guna melatih kelenturan dan kekuatan. Serangan yang dilakukan berupa pukulan tangan, tendangan, serangan menggunakan siku dan lutut, lemparan, bantingan dan kuncian serta variasi gerakan tangkisan yang tegas.
Selain itu, Pangkoopsud I menjelaskan mengenai awal mula datangnya olehraga beladiri Shorinji Kempo masuk di Indonesia yaitu, “Dibawa pertama kali oleh tiga Mahasiswa yang belajar di Jepang yaitu Sensei Utin Sahras (almarhum), Sensei Indra Kartasasmita dan Sensei Ginanjar Kartasasmita. Akhirnya pada 2 Februari 1966, terbentuklah suatu organisasi olahraga Shorinji Kempo, yang bernama PERKEMI (Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia). Pada tahun 2014 berganti menjadi Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia namun tetap disingkat PERKEMI”.
“Untuk di Perkemi sebagai induk organisasi olahraga beladiri Kempo di Indonesia, mengenal Kempo sebagai aktifitas untuk tujuan Pelatihan fisik atau Olahraga, Pertahanan diri, dan Pelatihan mental, serta untuk Kesehatan. Shorinji Kempo adalah juga sebagai olahraga beladiri, dan termasuk olahraga yang dipertandingkan baik di kancah Nasional dan Internasional seperti PON dan SEA GAMES” ujar Alumni AAU ’93 menambahkan.
Menutup cermahnya, Pangkoopsud I berpesan kepada seluruh personel Makoopsud I, “Sebagai prajurit yang militan dan profesional kita harus paham salah satu ilmu beladiri diantaranya shorinji Kempo ini. Karena Shorinji Kempo mempunyai tiga manfaat yaitu pelatihan dan pertahanan diri, pelatihan mental serta meningkatkan kesehatan” ujar Pangkoopsud I.