PROFIL DAN SEJARAH LANUD SULTAN ISKANDAR MUDA
LANUD SULTAN ISKANDAR MUDA
Pangkalan TNI Angkatan Udara di Aceh berawal dari Pangkalan Udara (Detasemen) Lhoknga yang merupakan peninggalan Belanda. Keberadaannya saat itu sangat strategis untuk mendukung perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Pada Tahun 1945, setelah Jepang menyerah kepada Sekutu dan dengan dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia oleh Bung Karno dan Bung Hatta tanggal 17 Agustus 1945, maka rakyat Aceh segera membentuk laskar untuk merebut semua persenjataan Jepang yang belum sempat diserahkan kepada Sekutu, karena waktu itu Sekutu belum sekalipun menginjakkan kaki di Bumi Serambi Mekah. Sehingga tangga 12 November 1946 didirikanlah Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) di Kutaraja sebagai Ibukota Aceh saat itu.
Pertama kalinya berdiri, AURI Kutaraja hanya terdiri dari 4 anggota staf yang kemudian ditambah dengan personel yang didatangkan dari Yogyakarta, Jambi dan Bukit Tinggi. Tugas pokok saat itu adalah menginventarisasi peninggalan Jepang yang berkaitan dengan Detasemen Lhoknga dan Blang Bintang baik pesawat terbang, perangkat elektronika, fasilitas perumahan, gedung dan hanggar.
Kemudian, terbentuknya Detasemen Blang Bintang merupakan perwakilan TNI Angkatan Udara di Banda Aceh sebagai bentuk dipindahkannya Detesemen Lhoknga ke Sabang yang kemudian menjadi Pangkalan TNI AU Maimun Saleh, maka pada tanggal 25 Mei 1996 Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Sutria Tubagus didampingi Gubernur Daerah Istimewa Aceh Prof. Dr. Syamsuddin Mahmud meresmikan berdirinya Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda.
Nama Lanud Sultan Iskandar Muda diambil dari nama seorang Raja yang memerintah Kerajaan Aceh tahun 1607-1636. Merupakan Sultan Ke-11 yang mampu menempatkan Kerajaan Aceh diperingkat kelima dari Kerajaan Islam terbesar di dunia, yang pada masa pemerintahannya berhasil menghancurkan pasukan Portugis dan Belanda. Oleh Pemerintahan Republik Indonesia yang berdasarkan Keputusan Presiden Nomor : 077/TK/1993 tanggal 14 September 1993 diangkat menjadi Pahlawan Nasional.